Saturday, January 8, 2011

Sejarah animasi

William Hanna  dan Joseph Barbera
Walt Disney Studios Salah satu pelopor dunia animasi, dengan karya-karya klasik yang sudah tidak asing lagi seperti Snow White, Peter Pan, Sleeping Beauty, dll; hingga karya-karya barunya seperti Beauty and the Beast, Lion King, Pocahontas
 
Warner Bros Studios Termasuk pelopor juga, terkenal dengan film seri kartunnya. Wabit (Warner Bros Imaging Technology), baru mengganti namanya menjadi Warner Bros Digital (Widget : Pixar Toy Story, telah membuat tonggak baru untuk sejarah animasi.

film pertama yang seluruhnya menggunakan CGI (Komputer Graphics Imagery).
Filem-filem berkonsepkan penggunaan animasi berkomputer juga semakin mendapat tempat dihati pengguna dan antara yang popular ialah “The Matrix”, “Star Wars”, “First Episode”, “XMen” .
Filem animasi tempatan “Usop Sontorian”, “Keluang Man”,  “Anak-anak Sidek”, “Silat Lagenda”  

Aimasi (animation)
berasal dari perkataan Latin erti “dihidupkan” atau pun “bring to life”.
Dewan Bahasa dan Pustaka merujuk kepada satu perbuatan atau proses menjadikan sesuatu agar kelihatan hidup animasi bermakna satu proses menghidupkan atau memberikan gambaran bergerak kepada sesuatu yang statik agar kelihatan hidup dan dinamik.

Kenapa perlu animasi?
1.Ianya membolehkan sesuatu yang agak sukar untuk diterangkan dengan menggunakan perkataan atau imej-imej statik disampaikan dengan lebih mudah dan berkesan.
2.Ianya membolehkan sesuatu yang agak sukar untuk diterangkan dengan
menggunakan perkataan atau imej-imej statik disampaikan dengan lebih mudah dan berkesan.
3.Ia juga membolehkan sesuatu persembahan yang disampaikan itu kelihatan lebih hidup atau  realistic berbanding penggunaan teks semata-mata.
4.Di samping itu, animasi juga mampu memberi penegasan kepada sesuatu
penyampaian bagi membolehkan perhatian para penonton difokuskan kepada isi
kandungan yang ingin disampaikan.
5.Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara visual dan juga dinamik.

Menuju pada Comic Strip saat ini
Comic Strip yang sering kita lihat sehari-hari sebenarnya sudah menjadi tampilan pada dekorasi tembok di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum masehi, menceritakan banyak hal yang terjadi di Mesir waktu itu dari mulai tata cara kehidupan keseharian, pemerintahan sampai adu gulat antar prajurit. Leonardo Da Vinci juga menampilkan gerakan tangan yang berputar pada karya besarnya yaitu Vitruvian Man. Illustrasi malaikat-malaikat pada mural gereja karya Giotto juga memperlihatkan repetisi gerakan yang kontinyu. Di Jepang orang menggunakan gulungan gambar untuk menceritakan cerita panjang sama seperti layaknya Wayang Beber di Jawa. Pada tembok Candi Borobudur juga terdapat urutan cerita tentang perjalan tiga babak Sidharta Gautama.
Namun seiring dengan perjalanan waktu manusia mencoba tidak hanya menangkap gambar tapi juga berupaya membuat karya artistiknya menjadi hidup dan bergerak. Sejak mula gambar babi hutan di dinding gua Altamira-Spanyol Utara hingga perjalanan kematian para Firaun adalah sebuah kronologi panjang yang dicoba untuk dikumpulkan sebagai bahan awal mula dari animasi.
ThaumatropeAnimasi, sebenarnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman mengenai prinsip fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama The Persistance of Vision. Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope. Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak.
Dua penemuan berikutnya semakin menolong mata manusia. Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
Phenakistoscope Zeotrope
Phenakistoscope dan Zeotrope
Pengembangan kamera gerak dan projector oleh Thomas Alfa Edison serta para penemu lainnya semakin memperjelas praktika dalam membuat animasi. Animasi akhirnya menjadi suatu hal yang lumrah walaupun masih menjadi “barang” mahal pada waktu itu. Bahkan Stuart Blackton, diberitakan telah membuat membuat film animasi pendek tahun 1906 dengan judul “Humourous Phases of Funny Faces”, dimana prosesnya dilakukan dengan cara menggambar kartun diatas papan tulis, lalu difoto, dihapus untuk diganti modus geraknya dan di foto lagi secara berulang-ulang. Inilah film animasi pertama yang menggunakan “stop-motion” yang dihadirkan di dunia.
Pada awal abad ke dua puluh, popularitas kartun animasi mulai menurun sementara film layar lebar semakin merajai sebagai alternatif media entertainment. Publik mulai bosan dengan pola yang tak pernah berganti pada animasi tanpa didalamnya terdapat story line dan pengembangan karakter. Apa yang terjadi pada saat itu merupakan kondisi dimana mulai terentang jarak antara film layar lebar dan animasi, kecuali beberapa karya misalnya Winsor McCay yang berjudul Gertie the Dinosaur, 1914. McCay telah memulai sebuah cerita yang mengalir dalam animasinya ditambah dengan beberapa efek yang mulai membuat daya tarik tersendiri. Hal ini juga mulai terlihat pada karya Otto Messmer, Felix the Cat.
“Plots? We never bothered with plots. They were just a series of gags strung together. And not very funny, I’m afraid.” - Dick Huemer, 1957
Pada era ini, cerita animasi masih banyak terpengaruh pola cerita klasik, mungkin masih terasa hingga saat ini. Tipikal ceritanya selalu dengan tokoh yang menjadi hero dan musuhnya. Industri animasi mulai kembali menanjak di Amerika manakala komersialiasi mulai merambah dunia tersebut. Cerita and strory line pun mulai beragam disesuaikan dengan demand publik. Industri-industri film raksasa mulai membuat standardisasi animasi yang laku di pasaran. Biaya produksi pun dapat ditekan dan tidak setinggi dulu. Akhirnya kartun mulai memasuki era manufaktur dipertengahan abad ke dua puluh.


Wayang kulit di malaysia

'Wayang Kulit' adalah antara animasi awal yang terdapat di Malaysia kerana persembahan gerakan watak wayang kulit dikawal pemainnya bergelar 'Dalang' melalui sendi tangan, leher dan mulut yang digerak-gerakkan.

Teknik gerakan ini hampir sama seperti yang digunakan bagi menggerakkan watak kartun animasi di dalam pembikinan 'animasi guntingan' atau 'cutout animation' seperti siri animasi 'South Park'. Juru animasi dari Jerman, Lotte Reiniger mendapat ilham membuat filemnya yang berjudul 'The Advantures Of Prince Achmed' pada tahun 1926 berasaskan wayang kulit.

Secara ringkasnya sejarah animasi di Malaysia bermula dengan tertubuhnya 'Unit Filem Malaya' pada tahun 1946, kini dikenali sebagai 'Filem Malaysia' telah menghasilkan animasi 'Hikayat Sang Kancil' pada tahun 1978 dan mula ditayangkan di televisyen pada tahun 1983. Filem pendek lain ditayangkan sekitar tahun 1984 hingga 1987 antaranya berjudul 'Sang Kancil & Monyet', 'Sang Kancil & Buaya', 'Gagak Yang Bijak', 'Arnab Yang Sombong' dan 'Singa Yang Haloba'.

Kehadiran penggunaan teknologi digital pada awal 1990an pula telah menjadikan Malaysia mempunyai kartun siri animasi TV pertama 'Usop Sontorian' terbitan 'Kharima Pictures'. Seterusnya tertubuhlah pelbagai lagi syarikat animasi yang menerbitkan siri animasi TV seperti 'Yokies', 'Sang Wira', 'Kampung Boy' 'Anak-anak Sidek', 'Keluang Man' dan lain-lain
lagi.

'Silat Lagenda' terbitan 'Peninsula Pictures Sdn Bhd' pula merupakan filem animasi pertama Malaysia yang ditayangkan di pawagam pada tahun 1998. Filem pertama menggabungkan lukisan kartun animasi dan lakonan sebenar (manusia) pula adalah 'Mat Gelap' lakonan kartunis Imuda, pada tahun 1990 terbitan 'ZHA Film Production'. Animasi kini makin berkembang di Malaysia dengan penggunaan pelbagai teknik serta menjadi pilihan kerjaya bagi sesetengah pelukis.

No comments:

Post a Comment